Cari Blog Ini

Jumat, 10 Juni 2011

probiotik

Tidak sehat membuat orang mudah terserang penyakit. Untuk meningkatkan kekebalan tubuh, probiotik sangat diperlukan.

Probiotik atau bakteri baik, jika jumlahnya memadai, yakni sekitar satu juta hingga satu triliun, akan memiliki perang yang sungguh luar biasa. Bakteri baik akan menghasilkan antibiotika alami yang menjaga keutuhan dinding usus, proses metabolisme, dan meningkatkan kekebalan tubuh.

"Sistem pencernaan merupakan bagian dari sistem imun manusia, dengan 80 persen sistem imun manusia berada dalam saluran cerna. Sebagian besar penyakit juga masuk dari sistem pencernaan. Itu sebabnya keseimbangan flora dalam usus harus dijaga," kata dr Ari Fahrial Syam, konsultan lambung dan pencernaan dari RS.MH.Thamrin, Jakarta.

Keseimbangan komunitas mikroba dalam saluran cerna sangat dipengaruhi oleh genetik dan gaya hidup. Gaya hidup itu termasuk perilaku makan dan kebersihan seseorang, kondisi kesehatan, terapi obat-obatan khususnya antibiotik, serta usia.

Saluran cerna yang banyak didominasi bakteri jahat akan dipenuhi berbagai jenis racun, senyawa pembusuk, dan karsinogen yang dihasilkan bakteri jahat. "Ini berdampak negatif bagi kesehatan, dari yang ringan, seperti turunnya daya tahan tubuh, infeksi penyakit, sembelit, hingga kanker kolon,"
Kesehatan saluran cerna dapat dijaga dengan manipulasi melalui pengaturan diet yang mengandung prebiotik, probiotik, atau kombinasi keduanya.


Probiotik atau bakteri baik sangat diperlukan untuk menjaga kesehatan saluran cerna. Beragam riset telah membuktikan kaitan antara pencernaan yang sehat dengan daya tahan tubuh.

Kebiasaan mengonsumsi bakteri baik tentu akan menguntungkan karena mereka adalah antibiotika alami yang dapat menjaga keutuhan dinding usus, proses metabolisme, serta meningkatkan kekebalan tubuh.

Agar probiotik dapat bekerja dengan baik dalam tubuh, ia harus memenuhi sejumlah syarat. Dr Risa Anwar, Head of Medical Department PT Merck menjelaskan sejumlah syarat yang harus dipenuhi oleh probiotik.


Salah satu syaratnya adalah probiotik mesti dikonsumsi dalam keadaan hidup dan tetap hidup sampai di usus halus dan usus besar. Ini artinya, diperlukan ketahanan probiotik dalam menghadapi berbagai rintangan mulai dari mulut, asam lambung, empedu, sebelum akhirnya masuk ke dalam usus.

Kriteria probiotik yang baik tidak berhenti sampai di situ. Sesampai di usus, lanjut dr Risa, probiotik harus mampu melekat di dinding usus, membentuk koloni dan tetap hidup. Badan Kesehatan Dunia (WHO) mensyaratkan bakteri baik yang boleh dikonsumsi manusia adalah yang jenisnya aman dan umum pada manusia.


"Di dunia ini ada ribuan jenis bakteri baik, namun tak bisa semuanya dikonsumsi manusia," kata dr Risa di Jakarta, Rabu (24/3/2010).

Karena probiotik tidak bisa ditambahkan dari bahan makanan, ia harus disuplementasi dari luar. Saat ini di pasaran tersedia berbagai jenis probiotik, mulai dari yang diminum, makanan, powder, kapsul, juga tablet.


Untuk memilih sumber probiotik yang tepat, kata Risa, syarat-syarat bakteri baik tadi, yakni dikonsumsi dalam keadaan hidup dan sanggup melewati hambatan di organ pencernaan, harus menjadi pertimbangan utama.


Probiotik dalam bentuk makanan dan minuman yang berada di pasaran dinilai memiliki sifat yang tidak stabil karena harus disimpan dalam kondisi dingin. Untuk kepraktisan, kini telah tersedia suplemen probiotik dalam bentuk tablet yang dilengkapi salut agar tahan terhadap rintangan di lambung.


Sementara itu pakar kesehatan pencernaan dr.Ari Fahrial Syam, Sp.PD menegaskan, yang terpenting dalam memilih probiotik adalah kemampuannya dalam menempel pada mukosa usus sehingga bisa berkolonisasi dalam saluran cerna. "Karena itu penuhi juga prebiotik, atau makanan probiotik, yang berasal dari serat," 


hidup dalam dunia yang terkontaminasi dengan bakteri yang ada di mana-mana. Selain ada di dalam makanan, minuman, dan air yang terkontaminasi, tubuh kita sendiri merupakan "rumah tinggal" bagi banyak jenis bakteri. Di dalam usus besar tinggal sekitar 500 jenis mikroba dengan 100 triliun bakteri di dalamnya. Ada jenis bakteri yang "jahat" seperti E coli (dapat menimbulkan diare), dan ada jenis bakteri yang "baik" seperti Lactobacillus dan Bifidobacteria yang menyehatkan tubuh kita.Kedua jenis bakteri yang "bersahabat" bagi manusia ini sering digunakan sebagai kandungan probiotik yang semakin populer di berbagai penjuru dunia termasuk Indonesia. Menurut dr Johanes C Chandrawinata, MND, SpGK, dokter spesialis gizi klinik dari RS Melinda, Bandung, dalam artikelnya di majalah Prevention, probiotik berarti suplemen bakteri hidup yang menguntungkan kesehatan dengan cara memperbaiki keseimbangan di dalam usus dan menstimulasi mekanisme kekebalan tubuh.
Probiotik sering juga disebut sebagai makanan fungsional karena definisinya adalah makanan yang bentuknya dapat sama atau menyerupai makanan biasa atau dalam bentuk minuman. Selain minuman probiotik, yang juga termasuk dalam kategori makanan fungsional ini adalah telur omega-3, protein kedelai, tomat, dan lain-lain.
Bukan cuma yoghurt
Bagaimana cara kerja probiotik sehingga baik dampaknya bagi kesehatan kita? Dalam usus besar, probiotik mencerna serat makanan larut air melalui proses fermentasi menjadi asam lemak rantai pendek, seperti asam butirat, propionat, dan asetat. Asam butirat ini merupakan "makanan" utama sel-sel normal usus halus dan menghambat pertumbuhan sel-sel abnormal, seperti sel kanker. Asam butiran ini menurunkan kadar kolesterol dalam darah dengan cara menurunkan produksinya dan meredistribusikan kolesterol dari darah ke hati. Selain itu, terjadi juga peningkatan dekonjugasi asam empedu dengan akibat penyerapan asam empedu terganggu, dan lebih banyak dibuang melalui feces, sehingga lebih banyak kolesterol yang dipakai untuk menghasilkan asam empedu.
Pertumbuhan bakteri probiotik yang menyehatkan juga menghambat pertumbuhan bakteri "jahat" dalam usus sehingga daya tahan usus meningkat. Juga mengurangi proses peradangan dan kerusakan selaput lendir usus. Faktor inilah yang dianggap mampu memperbaiki kondisi eksim atopik pada anak.
Nah, di sekitar kita sebenarnya ada begitu banyak pilihan makanan probiotik. Selain yoghurt, yang saat ini sedang populer, Anda tentu juga mengenal minuman fermentasi seperti Yakult, berbagai ragam kimchi (snacksauerkraut (kol yang difermentasi), serta miso dan tempe. Sekadar mengingatkan, tempe juga merupakan produk fermentasi dari biji kedelai dan beberapa bahan lain yang dikenal sebagai ragi tempe. Tempe kaya akan serat pangan, kalsium, vitamin B, dan zat besi. sayuran Korea),
Namun, menentukan produk mengandung probiotik mana yang benar-benar bisa memberi manfaat seperti yang telah dipaparkan bisa jadi merepotkan. Dan, yang sering kita lewatkan adalah cara mengonsumsi yang benar dan tata aturan dalam menyimpan produk ini. Untuk itu, ada beberapa hal penting yang perlu kita perhatikan:
*Jatuhkan pilihan pada produk probiotik yang memiliki kandungan bakteri Lactobacillus dan Bifidobacterium. Kandungan dua jenis bakteri ini akan mampu bertahan melalui proses pencernaan di saluran cerna bagian atas dan tetap hidup sampai di usus besar.
*Dr Johanes menganjurkan agar susu probiotik segera diminum setelah makan untuk membantu agar bakteri bisa bertahan terhadap kondisi asam lambung.
*Simpan produk probiotik dalam lemari es dengan suhu yang dijaga 4-8°C agar minuman tetap segar.
*Tidak ada dosis harian yang direkomendasikan untuk probiotik, namun penelitian menyarankan untuk mengonsumsi seporsi (secangkir) makanan probiotik setiap hari.


Makanan khas Korea, kimchi, berupa sayur mayur yang pengolahannya secara tradisional, diperkenalkan sejak dini kepada anak-anak. Salah satu cara dengan mengajak anak-anak siswa taman bermain mengunjungi Museum Kimchi di Seoul.

Di museum yang sudah ada sejak tahun 1986, pengunjung bisa menyaksikan hampir 200 macam kimchi, melihat pembuatannya serta mencicipi kimchi.
Paling tidak, kata seorang petugas museum, sekitar 300 pengunjung yang didominasi pelajar, datang ke museum. Dengan mengunjungi museum, anak-anak juga diinformasikan manfaat kimchi bagi kesehatan, karena kimchi yang bisa disimpan selama enam bulan mengandung dua bakteria yakni bakteri LactobacilliusLeuconostoc.  Kedua bakteri ini berfungsi untuk memperlancar buang air besar. dan
"Anak-anak Korea cenderung tidak suka dengan kimchi karena rasanya asam. Mereka-anak-anak merasa kimchi aneh. Dengan mengajak ke museum serta memberikan penjelasan menyangkut manfaat, di harapkan kimchi menjadi makanan favorit," kata seorang petugas museum.



Mendengar kata bakteri, yang terbayang adalah kuman penyebab penyakit. Padahal, seperti sifat manusia, ada pula bakteri yang baik, yang memiliki efek menguntungkan bagi tubuh, antara lain untuk menyehatkan saluran pencernaan serta meningkatkan kekebalan tubuh.

Saluran cerna kita merupakan sarang penyakit, hal ini karena berbagai jenis mikroba, virus, dan jamur tumbuh subur di tempat ini. Itu sebabnya kita membutuhkan probiotik yang salah satu tugasnya adalah menekan jumlah patogen (bakteri penyebab penyakit).

Contoh bakteri yang baik adalah Lactobacillus paracasei dan Bifidobacterium longum. Sementara E Coli dan Salmonella termasuk dalam kelompok patogen.

Menurut spesialis gizi, dr.Fiastuti Witjaksono, kesehatan saluran cerna sangat dipengaruhi oleh beberapa hal, diantaranya pola makan dan gaya hidup. "Makanan yang tinggi lemak dan rendah serat, juga stres, bisa memicu timbulnya gangguan pencernaan yang ditandai oleh gejala sembelit serta susah buang air besar," kata dokter yang berpraktek di Semanggi Specialist Clinic ini.

Saluran cerna yang didominasi oleh bakteri jahat berdampak bagi kesehatan, misalnya saja daya tahan tubuh menurun, terganggunya penyerapan nutrisi, infeksi, insomnia, hingga kanker usus.

Menurut Fiastuti, untuk menjaga saluran cerna, kita perlu selalu mengonsumsi makanan kaya serat, seperti buah dan sayuran. Kita juga bisa mempertimbangkan untuk mengonsumsi makanan yang mengandung probiotik, semisal yogurt. Syaratnya, saat mencapai perut, probiotik yang ada dalam yogurt tersebut harus dalam keadaan hidup. Oleh karena itu perhatikan benar cara penyimpanan dan penyajian yogurt atau produk lain yang mengandung bakteri baik.

Cara lain untuk menambah jumlah bakteri baik dalam usus adalah dengan memberinya makanan, yakni prebiotik. Jadi probiotik itu kumannya, prebiotik makanannya. Adapun  makanan yang merupakan prebiotik diantaranya asparagus, pisang, ubi jalar, serta bawang bombay.

Selain makanan yang mengandung bakteri baik, kita juga bisa mencegah sembelit dengan cara banyak minum air putih dan melakukan olahraga ringan, seperti jalan kaki. Aktivitas ini merangsang otot-otot rektum (saluran di sekitar anus) berkontrasi sehingga kotoran akan terdorong keluar. Maka, bebaslah Anda dari gangguan saluran cerna.











Tidak ada komentar:

Posting Komentar